Monday, February 6, 2012
Obsesi Tujuh Abad
Obsesi tujuh abad itu begitu bergemuruh di dada seorang sultan muda, baru berusia 23 tahun usianya. Tak sebagaimana lazimnya, obsesi itu bukan mengeruhkan, melainkan semakin membeningkan hati dan jiwanya. Ia tahu, hanya seorang yang paling bertaqwa yang layak mendapatkannya. ia tahu, hanya sebaik-baik pasukan yang layak mendampinginya.
Maka di sepertiga malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu ia berdiri di atas mimbar, dan meminta semua pasukan berdiri. "Saudara-saudaraku di jalan Allah, amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun lamanya nubuat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian sekarang, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak baligh, silakan duduk!"
Begitu sunyi. Tak seorangpun bergerak.
"Yang pernah meninggalkan puasa Ramadhan, silakan duduk!"
Andai sebutir keringat jatuh ketika itu, pasti terdengar. hening sekali, tak satunpun bergerak.
"Yang pernah mengkhatamkan Al Quran lebih dari sebulan, silakan duduk!"
Kali ini, beberapa gelintir orang perlahan menekuk kakinya. Berlutut berlinang air mata.
"Yang pernah kehilangan hafalan Al Quran nya, silakan duduk!"
Kali ini lebih banyak yang menangis sedih, khawatir tak terikut menjadi ujung tombak pasukan. Mereka pun duduk.
"Yang pernah meninggalkan shalat malam sejak baligh, silakan duduk!"
Tinggal sedikit yang masih berdiri, dengan wajah yang sangat tegang, dada berdegub kencang, dan tubuh menggetarkan.
"Yang pernah meninggalkan puasa Ayyamul bidh, silakan duduk!"
kali ini semua terduduk lemas. Hanya satu orang yang masih berdiri. Dia, sang sultan sendiri. Namanya MUHAMMAD AL FATIH. Dan obsesi tujuh abad itu adalah KONSTANTINOPEL... Subhanallah
(Sumber: jalan cinta para pejuang, halaman : 142-143)
0 comments :
Post a Comment